BAB 13
MOTIVASI, PENGAJARAN, DAN
PEMBELAJARAN
A.
MENGEKSPLORASI MOTIVASI
Apa
Motivasi Itu?
Motivasi
adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya,
perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan
bertahan lama.
Perspektif tentang Motivasi
Perspektif behavioral menekankan
imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid. Insentif adalah peristiwa atau stimuli
positif atau negatif yang dapat memotivasi perilaku murid.
Perspektif Humanistis menekankan
pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk nasib
mereka. Menurut hierarki kebutuhan Maslow,
kebutuhan individual harus dipuaskan dalam urutan berikut :
1) Fisiologis.
Lapar, haus, tidur.
2) Keamanan.
Bertahan hidup, seperti perlindungan dari perang dan kejahatan.
3) Cinta
dan rasa memiliki. Keamanan, kasih
sayang, dan perhatian dari orang lain.
4) Harga
diri. Menghargai diri sendiri.
5) Aktualisasi
diri. Realisasi potensi diri.
Aktualisasi diri, kebutuhan
tertinggi dan tersulit dalam hierarki Maslow. Aktualisasi diri adalah motivasi
untuk mengembangkan potensi diri secara penuh sebagai manusia. Aktualisasi diri
dimungkinkan hanya setelah kebutuhan yang lebih rendah terpenuhi.
Perspektif Kognitif berfokus
pada ide-ide seperti motivasi internal murid untuk mencapai sesuatu, atribusi
mereka, dan keyakinan mereka bahwa mereka dapat mengontrol lingkungan mereka
bahwa merea dapat mengontrol lingkungan mereka secara efektif. Dan juga
menekankan arti penting dari penentuan tujuan, perencanaan, dan monitoring
kemajuan menuju suatu tujuan.
Kebutuhan afiliasi atau keterhubungan
adalah
motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman.
B. MOTIVASI UNTUK MERAIH SESUATU
Motivasi Eksintrik dan Insintrik
Motif eksintrik adalah
melakukan sesuatu untuk mendapat sesuatu yang lain. Motivasi insintrik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu
demi sesuatu itu sendiri.
Determinasi Diri dan Pilihan
Personal. Dalam pandangan ini murid ingin percaya bahwa mereka
melakukan kemauan sendiri, bukan karena kesuksesan atau imbalan eksternal.
Proses Kognitif Lainnya
Teori Atribusi menyataka
bahwa dalam usaha mereka memahami perilaku atau kinerjanya sendiri, orang-orang
termotivasi untuk menemukan sebab-sebab yang mendasarinya. Anak dengan orientasi untuk menguasai akan fokus
pada tugas ketimbang pada kemampuan mereka, punya sikap positif, dan
menciptakan strategi berorientasi solusi yang meningkatkan kinerja mereka.
Sebaliknya, anak dengan orientasi tak
berdaya berfokus pada ketidakmampuan personal mereka, seringkali mereka
mengatributkan kesulitan mereka pada kurangnya kemampuan, dan menunjukkan sikap
negatif.
Self-efficacy
adalah keyakinan bahwa “aku bisa” ketidakberdayaan adalah keyakinan “aku tidak
bisa”.
Kecemasan dan Prestasi
Kecemasan adalah
perasaan takut dan kegundahan yang tidak jelas dan tidak menyenangkan. Beberapa
anak mengidap kecemasan tingkat tinggi lantaran orangtuanya membebankan standar
prestasi yang tidak realistis pada diri anak mereka.
C. MOTIVASI, HUBUNGAN DAN KONTEKS
SOSIOKULTURAL
Motif sosial adalah
kebutuhan dan keinginan yang dikenal melalui pengalaman dengan dunia sosial. Perhatian
motif sosial muncul dari katalog kebutuhan yang mencakup kebutuhan akan
afiliasi atau keterhubungan. Hubungan murid dengan orangtua, teman sebaya,
kawan, guru dan mentor, dan orang lain dapat mempengaruhi prestasi dan motivasi
sosial mereka.
Orangtua dengan
pendidikan yang tinggi akan mungkin percaya bahwa keterlibatan mereka dalam
pendidikan anak adalah penting. Murid dapat membandingkn dirinya sendiri denga teman sebaya mereka secara akademik dan
sosial. Dibandingkan anak kecil, remaja lebih mungkin melakukan perbandingan
sosial, walaupun remaja lebih gampang menyangkal bahwa mereka sedang
membandingkan dirinya dengan orang lain. Banyak anak yang tidak bagus
belajarnya punya hubungan yang negatif dengan guru mereka. Mereka seringkali mengalami masalah karenanya.
Motivasi murid akan bertambah jika guru memberi tugas yang menantang dalam
lingkungan yang mendukung proses penguasaan materi.
D. MURID BERPRESTASI RENDAH DAN
SULIT DIDEKATI
Murid
yang tidak bersemangat mencakup
a) Murid
berprestasi rendah dengan ekspektasi kesuksesan yang rendah
b) Murid
dengan sindrom kegagalan
c) Murid
yang termotivasi untuk melindungi harga dirinya dengan menghindari kegagalan.
Sumber
:
Santrock,
J.W. 2004. Psikologi Pendidikan. Edisi Kedua. Diterjemahkan oleh : Tri Wibowo
BS. Jakarta : PRENADAMEDIA GROUP
0 komentar:
Posting Komentar