BAB 11
PENDAGOGI DAN ANDRAGOGI
Pengetahuan
Ahli dan Pengetahuan Isi Pendagogis
Pengetahuan ahli (expert knowledge)
berarti pengetahuan yang unggul dalam isi atau materi dari suatu pelajaran atau
disiplin ilmu tertentu. Pengetahuan isi pendagogis (pedagogical content
knowledge) adalah pengetahuan tentang cara mengajarkan disiplin tertentu secara
efektif. Guru yang ahli tahu struktur disiplin ilmu dan pengetahuan ini memberi
mereka kemampuan untuk menciptakan peta kognitif yang bisa dipakai sebagai
pedoman untuk mendidik murid.
Model
Membaca Developmental
·
Tahap 0, dari kelahiran sampai grade 1.
Anak menguasai beberapa prasyarat untuk membaca.
·
Tahap 1, di grade 1 dan 2, banyak anak
mulai belajar membaca. Pada tahap ini, mereka juga mampu menguasai nama dan
suara huruf.
·
Tahap 2. Di grade 2 dan 3, anak makin
lancar dalam membaca. Akan tetapi, pada tahap ini, membaca masih belum banyak digunakan
untuk belajar.
·
Tahap 3. Di grade 4 sampai 8, anak makin
mampu mendapatkan informasi dari bacaannya.
·
Tahap 4. Di sekolah menengah atas,
banyak murid yang telah menjadi pembaca yang kompeten.
Pendekatan untuk Membaca
Membaca (reading) adalah kemampuan
untuk memahami diskursus tertulis. Membaca membutuhkan penguasaan aturan dasar
dalam fonologi, morfologi, sintaksis,
dan semantik.
·
Pendekatan fonetik-dan-keahlian-dasar.
Pendekatan ini menggunakan pengajaran phonemic awareness (membagi dan mengolah
suara dalam kata) dan phonics (mempelajari bahwa suara diwakili oleh huruf yang
dapat dipadukan untuk membentuk kata).
·
Pendekatan bahasa-keseluruhan.
Pendekatan ini mengasumsikan bahwa instruksi membaca harus paralel dengan
pembelajaran bahasa alamiah anak.
Pendekatan Kognitif
Pendekatan kognitif untuk membaca
lebih menekankan pada decoding dan pemahaman kata, penyusunan makna, dan
pengembangan strategi pembaca ahli.
Decoding dan Pemahaman Kata.
Pendekatan kognitif menekankan pada proses decoding (penguraian) dan pemahaman
kata. Dalam hal ini yang penting adalah keahlian metakognitif dan keotomtisan
pemrosesan informasi.
Berikut
ini beberapa strategi metakognitif yang digunakan guru untuk membantu murid
meningkatkan kemampuan membaca mereka.
·
Mengulas teks sebelum membaca.
·
Mencari informasi penting saat membaca
dan memberi lebih banyak perhatian pada informasi penting itu ketimbang
informasi lainnya.
·
Berusaha menentukan makna kata yang
asing.
·
Memonitor pemahaman atas teks.
·
Memahami hubungan antar bagian teks.
·
Mengetahui kapan Anda perlu mundur dan
membaca ulang suatu bagian.
·
Menyesuaikan kecepatan membaca sesuai
dengan tingkat kesulitan materi.
Menyusun Makna. Pembaca
secara aktif mengkonstruksi makna ini dengan menggunakan pengetahuan yang sudah
mereka punya dan dengan pengetahuan tetang kata dan bagaimana kata-kata itu
dihubungkan.
Mengembangkan Strategi Membaca
Ahli. Dalam pendekatan kognitif, periset berusaha tidak
memfokuskan pada apakah satu pendekatan pengajaran, seperti bahasa-keseluruhan,
lebih baik ketimbang pendekatan lain, seperti phonics.
Pendekatan Konstruktivis Sosial
Dua
asumsi konstruktivis sosial tentang membaca adalah :
1. Bahwa
konteks sosial memainkan peran penting dalam proses belajar membaca.
2. Pembaca
yang berpengetahuan luas dalam kultur dapat membantu pembaca yang kurang
berpengetahuan dalam proses belajar membaca mereka.
Pengajaran Respirokal. Pengajaran
respirokal dimana murid bergantian memimpin diskusi kelompok kecil. Pengajaran
respirokal juga dapat melibatkan guru dan murid.
Klub Buku. Klub
buku adalah pembelajaran bersama teman sebaya (peer learning) dan menggunakan
diskusi atas literatur yang dipandu oleh murid.
Koneksi Sekolah/ Keluarga/
Komunitas. Dari perspektif konstruktivis sosial,
sekolah bukan hanya satu-satunya konteks sosiokultural yang penting dalam
pelajaran membaca. Keluarga dan komunitas juga penting.
Pengertian Andragogi
Andragogi berasal dari dua
kata dalam bahasa Yunani, yakni Andra berarti orang dewasa dan agogos berarti
memimpin. Perdefinisi andragogi kemudian dirumuskan sebagau "Suatu seni
dan ilmu untuk membantu orang dewasa belajar". Kata andragogi pertama kali
digunakan oleh Alexander Kapp pada tahun 1883 untuk menjelaskan dan merumuskan
konsep-konsep dasar teori pendidikan Plato. Meskipun demikian, Kapp tetap
membedakan antara pengertian "Social-pedagogy" yang menyiratkan arti
pendidikan orang dewasa, dengan andragogi. Dalam rumusan Kapp,
"Social-pedagogy" lebih merupakan proses pendidikan pemulihan
(remedial) bagi orang dewasa yang cacat. Adapun andragogi, justru lebih
merupakan proses pendidikan bagi seluruh orang dewasa, cacat atau tidak cacat
secara berkelanjutan.
Sumber
:
Santrock,
J.W. 2004. Psikologi Pendidikan. Edisi Kedua. Diterjemahkan oleh : Tri Wibowo
BS. Jakarta : PRENADAMEDIA GROUP
0 komentar:
Posting Komentar