Minggu, 02 April 2017



BAB 13
MOTIVASI, PENGAJARAN, DAN PEMBELAJARAN
A. MENGEKSPLORASI MOTIVASI
Apa Motivasi Itu?
Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama.
Perspektif  tentang Motivasi
Perspektif behavioral menekankan imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid. Insentif adalah peristiwa atau stimuli positif atau negatif yang dapat memotivasi perilaku murid.
Perspektif Humanistis menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk nasib mereka. Menurut hierarki kebutuhan Maslow, kebutuhan individual harus dipuaskan dalam urutan berikut :
1)      Fisiologis. Lapar, haus, tidur.
2)      Keamanan. Bertahan hidup, seperti perlindungan dari perang dan kejahatan.
3)      Cinta dan  rasa memiliki. Keamanan, kasih sayang, dan perhatian dari orang lain.
4)      Harga diri. Menghargai diri sendiri.
5)      Aktualisasi diri. Realisasi potensi diri.
Aktualisasi diri, kebutuhan tertinggi dan tersulit dalam hierarki Maslow. Aktualisasi diri adalah motivasi untuk mengembangkan potensi diri secara penuh sebagai manusia. Aktualisasi diri dimungkinkan hanya setelah kebutuhan yang lebih rendah terpenuhi.
Perspektif Kognitif berfokus pada ide-ide seperti motivasi internal murid untuk mencapai sesuatu, atribusi mereka, dan keyakinan mereka bahwa mereka dapat mengontrol lingkungan mereka bahwa merea dapat mengontrol lingkungan mereka secara efektif. Dan juga menekankan arti penting dari penentuan tujuan, perencanaan, dan monitoring kemajuan menuju suatu tujuan.
Kebutuhan afiliasi atau keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman.
B. MOTIVASI UNTUK MERAIH SESUATU
Motivasi Eksintrik dan Insintrik
Motif eksintrik adalah melakukan sesuatu untuk mendapat sesuatu yang lain. Motivasi insintrik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri.
Determinasi Diri dan Pilihan Personal. Dalam pandangan ini murid ingin percaya bahwa mereka melakukan kemauan sendiri, bukan karena kesuksesan atau imbalan eksternal.
Proses Kognitif Lainnya
Teori Atribusi menyataka bahwa dalam usaha mereka memahami perilaku atau kinerjanya sendiri, orang-orang termotivasi untuk menemukan sebab-sebab yang mendasarinya. Anak dengan orientasi untuk menguasai akan fokus pada tugas ketimbang pada kemampuan mereka, punya sikap positif, dan menciptakan strategi berorientasi solusi yang meningkatkan kinerja mereka. Sebaliknya, anak dengan orientasi tak berdaya berfokus pada ketidakmampuan personal mereka, seringkali mereka mengatributkan kesulitan mereka pada kurangnya kemampuan, dan menunjukkan sikap negatif.
Self-efficacy adalah keyakinan bahwa “aku bisa” ketidakberdayaan adalah keyakinan “aku tidak bisa”.
Kecemasan dan Prestasi
Kecemasan adalah perasaan takut dan kegundahan yang tidak jelas dan tidak menyenangkan. Beberapa anak mengidap kecemasan tingkat tinggi lantaran orangtuanya membebankan standar prestasi yang tidak realistis pada diri anak mereka.
C. MOTIVASI, HUBUNGAN DAN KONTEKS SOSIOKULTURAL
Motif sosial adalah kebutuhan dan keinginan yang dikenal melalui pengalaman dengan dunia sosial. Perhatian motif sosial muncul dari katalog kebutuhan yang mencakup kebutuhan akan afiliasi atau keterhubungan. Hubungan murid dengan orangtua, teman sebaya, kawan, guru dan mentor, dan orang lain dapat mempengaruhi prestasi dan motivasi sosial mereka.
Orangtua dengan pendidikan yang tinggi akan mungkin percaya bahwa keterlibatan mereka dalam pendidikan anak adalah penting. Murid dapat membandingkn dirinya sendiri denga teman sebaya mereka secara akademik dan sosial. Dibandingkan anak kecil, remaja lebih mungkin melakukan perbandingan sosial, walaupun remaja lebih gampang menyangkal bahwa mereka sedang membandingkan dirinya dengan orang lain. Banyak anak yang tidak bagus belajarnya punya hubungan yang negatif dengan guru mereka. Mereka seringkali mengalami masalah karenanya. Motivasi murid akan bertambah jika guru memberi tugas yang menantang dalam lingkungan yang mendukung proses penguasaan materi.
D. MURID BERPRESTASI RENDAH DAN SULIT DIDEKATI
Murid yang tidak bersemangat mencakup
a)      Murid berprestasi rendah dengan ekspektasi kesuksesan yang rendah
b)      Murid dengan sindrom kegagalan
c)      Murid yang termotivasi untuk melindungi harga dirinya dengan menghindari kegagalan.

Sumber :
Santrock, J.W. 2004. Psikologi Pendidikan. Edisi Kedua. Diterjemahkan oleh : Tri Wibowo BS. Jakarta : PRENADAMEDIA GROUP



0 komentar:

Posting Komentar

 

Winika's Blog Template by Ipietoon Cute Blog Design

Blogger Templates